Jakarta –
rekaman CCTV Rusak (atau sengaja rusak) adalah salah satu masalah yang diangkat dalam kasus Inspektur Kepala Ferdi Sambo. Berikut cara melindungi rekaman CCTV agar tidak hilang.
Sebelum kita membahas bagaimana cara mencegah agar rekaman CCTV tidak rusak atau hilang, ada baiknya mengetahui jenis-jenis CCTV (atau kamera pengawas sebenarnya) yang biasa digunakan agar tidak terjadi kesalahan.
Secara umum, kamera pengintai dibagi menjadi dua kategori, televisi sirkuit tertutup atau CCTV dan kamera IP. Perbedaan paling mendasar antara keduanya adalah format perekaman. CCTV merekam video dalam bentuk analog, sedangkan kamera IP merekam dalam bentuk digital.
CCTV membutuhkan sebuah alat yang disebut digital video recorder (DVR) untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital, memampatkan data, dan menyimpannya ke dalam hard disk. DVR ini dapat dihubungkan ke monitor atau TV untuk menampilkan rekaman video.
Saat kamera IP merekam secara digital untuk disimpan langsung di berbagai kartu memori seperti kartu SD. Itu juga dapat disimpan langsung ke hard drive yang terpasang di jaringan atau ke perangkat yang disebut perekam video jaringan (NVR). Video dapat dilihat langsung di berbagai perangkat seperti ponsel, tablet, atau laptop.
Oh ya, karena CCTV menggunakan format analog, maka kabel yang digunakan juga kabel analog, dalam hal ini kabel coaxial. Kamera IP dapat dihubungkan langsung menggunakan kabel LAN atau sebagian besar kamera IP dapat dihubungkan langsung menggunakan WiFi.
Dari segi kualitas, kualitas CCTV umumnya lebih rendah dari kebanyakan kamera IP yang ada di pasaran. Itu hanya 720 x 575, sedangkan kamera IP entry-level biasanya merekam pada resolusi 1080p. Hasil? Jelas, video yang dihasilkan lebih tajam dan dapat ditingkatkan secara digital jika perlu.
Table of Contents
Lantas, bagaimana cara memastikan rekaman CCTV tidak hilang atau rusak? Berikut beberapa tips dari berbagai sumber untuk Sabtu (13/8/2022).
1. Gunakan media penyimpanan yang andal
Pada dasarnya, baik kartu SD maupun hard drive dapat menyimpan data dalam waktu yang lama, jika Anda tidak menggunakan produk palsu, seperti kartu SD merek tidak dikenal atau produk palsu. Jadi seharusnya, selama Anda menggunakan produk asli, data yang direkam dapat disimpan untuk waktu yang lama. Kecuali sengaja dirusak.
2. Cadangkan ke awan.
Agar lebih aman, data yang disimpan ke kartu SD atau hard drive sebaiknya disimpan di penyimpanan cloud seperti One Drive atau Google Drive. Atau seringkali setiap produsen menyediakan layanan backup untuk cloud, misalnya Hikvision dan anak perusahaannya Izvision. Dengan cara ini, jika kartu SD atau hard drive rusak, rekaman video masih dapat diakses dari cloud.
3. Simpan di ruangan ber-AC
Jika DVR atau NVR disimpan di area dengan ventilasi yang baik, atau di ruangan ber-AC, yang terbaik adalah menjaga suhu tetap dingin. Jika Anda harus menyimpannya di ruangan tanpa AC, pastikan lubang ventilasi di perangkat tidak tertutup debu.
4. Pasang pengaman listrik
Salah satu penyebab kerusakan alat elektronik adalah listrik yang tidak stabil atau sering tiba-tiba mati. Untuk itu ada baiknya jika peralatan DVR dan NVR dipasang dengan stabilizer untuk menjaga tegangan utama dan uninterruptible power supply (UPS) sebagai cadangan jika terjadi gangguan listrik.
5. Perbarui firmware terbaru
Anda dapat memeriksa situs web produsen sistem CCTV untuk memastikan bahwa firmware pada DVR sudah diperbarui. Seringkali, pembaruan firmware ini memperbaiki bug di firmware sebelumnya atau mungkin menyertakan fitur tambahan.
Tonton videonya”Inspektur Jenderal Ferdi Sambo, pada awalnya pelayat dia adalah pelakunya“
[Gambas:Video 20detik]
(asj/fay)
Penting Dibaca Tips Dan Trik Terbaru untuk Android Anda